Senin, 03 November 2008

Pernikahan

Sekarang gw udah umur 26 tahun, menjelang 27 tahun..., udah bekerja, punya penghasilan sampingan, udah punya rumah, mobil, bisa ngebiayain hidup sendiri dengan baik, sekarang pertanyaan nya, kapan gw nikah??

Setiap ada acara keluarga, ditodong dengan pertanyaan seperti itu, mau nya ngejawab seperti si Ringgo, tapi gw nggak bisa...

"Pertimbangan apa lagi sih?" tanya orang-orang.

Pertimbangan nya adalah (versi gw) untuk menyunting seorang gadis yang notabene anak orang, adalah bukan pekerjaan gampang buat gw, mampukah gw bertanggung jawab terhadap anak orang yang gw nikahin, secara lahiriah dan batiniah?. Mau menyatukan visi dan misi berumah tangga diantara kami berdua, dia yang besar dengan lingkungan keluarga dan tempat tinggal yang mungkin berbeda dengan lingkungan keluarga dan tempat tinggal gw bukan hal yang mudah.
Masa pacaran digunakan untuk saling mengenal? itu teori nya, tapi dalam tataran praksis, ternyata dalam masa pacaran, banyak hal-hal yang kita simpan, sembunyikan dan tidak ingin diketahui oleh pacar kita. Terbuka? sudah diusahakan untuk terbuka, tetapi ego Lelaki dan ego wanita tetap memaksa kita untuk tidak terlalu terbuka terhadap pasangan untuk hal-hal yang menurut kita tidak perlu dibuka ke pasangan.
Cinta? dalam perjalanan hidup gw, Cinta bisa muncul kapan saja, tergantung orang yang kita hadapi. Gw nggak mau mengatakan bahwa gw lelaki mata keranjang, atau gw lelaki setia, tapi itulah kenyataan nya, gw gampang jatuh cinta, entah itu sekedar perasaan sesaat, atau cinta sejati, atau bahkan nafsu yang berbicara.
mencari definisi yang pas untuk saat yang tepat mengikrarkan diri untuk menikah belum gw temukan.

tapi yang pasti, dalam perjalanan percintaan gw, sepertinya KOMPROMI adalah hal yang harus ada dalam pernikahan. yang lain nya, masih dalam pencaharian......

Cinta...deritanya tiada akhir... (Ki Pat Kay, siluman babi dalam cerita Sun go kong, kera sakti)

7 komentar:

Ika Nuri mengatakan...

Lagi ga overload ya? postingannya jadi ramai... :)

Cepat-cepat, deh, ditunggu undangannya, gue doain dapat orang Jawa ya, biar kalau gue diundang, gue ga pelu jauh-jauh ke Manado, mahal bo ongkosnya, mending uangnya buat kasih ampaomu, he he he.

Kalau gue pribadi, menikah, mencari calon pendamping (suami) itu punya 4 sosok dikehidupan gue.

Pertama, yang paling penting adalah pendamping yang bisa jadi sahabat gue. Kedua, bisa jadi kakak gue. Ketiga, bisa jadi sosok Ayah untuk gue. Keempat, barulah jadi pendamping gue kalau ketiga sosok tadi sudah bisa gue temukan di diri calon pendamping gue, cieeeee gitu deh... =D

chandrakula mengatakan...

hahhaha.., kemarin lagi gak mood kerja, jadi yahh.. ngetik ajah...

Wah.., semua kriterianya ada di calon suami mu neng, hehehehehe!!!

siapa yah? ;P

Ika Nuri mengatakan...

He he he, begitu deh.

Iya nih, Ndra, lagi nyari WO (Wedding Orginize) yang include bisa menyediakan calon pengantin prianya sekalian, he he he.

Di Manado ada ga WO yang bisa support begitu? =p

chandrakula mengatakan...

hahahaha,....!

tau gak, disini ada seorang 2 Wanita single, Caleg untuk ke Senayan, yang menurut gw, susah nyari suami!!

1 : Kaya raya, jika diukur dari materi, mereka berdua berlimpah materi, bikin minder laki-laki yang mau mendekat. untuk urusan PenCalegan aja, udah habis banyak tuh..!!
2 : Pintar (setidaknya untuk ukuran politik), Kedua wanita ini memegang tampuk kekuasaan sebuah parpol yang besar, yang mengharuskan mereka untuk menjadi orang yang pintar agar tidak di geser dari kursi nya oleh kaum pria.

laki-laki seperti apa kira-kira yang bisa menaklukan mereka berdua?

yang LUCU menurut gw...!! hahahaha

Ika Nuri mengatakan...

Ha ha ha...

Betul, cocoknya dengan pria yang cerdas juga pastinya, punya rasa humor dan perhatian tinggi.

Wanita tetap wanita, Ndra. Sepintarnya dia, semandirinya dia, tetap saja butuh perlindungan dan perhatian. Tetap saja rasa nyaman dan aman yang akan dicari mereka.

Cieeee, sok tau banget gue yak, he he he. Tapi ya begitulah... :)

Sepertinya kau bisa masuk kriteria calon pendamping mereka, wakakakak.

chandrakula mengatakan...

oww..., kembali ke kodratnya sebagai wanita yang ingin selalu di lindungi..!!

Si pelindung udah minder duluan Neng..!! hehehehehe

Ika Nuri mengatakan...

Nah, makanya perlu laki-laki yang cerdas.

Dengan kecerdasannya, dia tau bagaimana meng-handle wanita ini. Jadi, ya ga perlu minder. Lagian buat apa minder? Tetap saja, kedudukan laki-laki lebih tinggi sebagai imam dan kepala keluarga.

Wanitanya lah yang harus sadar.


Eh iya, reportasenya sudah tuh...