Rabu, 22 Oktober 2008

Tentang Kebaikan

gw lagi Email-emailan dengan temen, membahas tentang kemungkinan untuk meloloskan suadaranya masuk untuk mengikuti family gath di kantor, hari minggu nanti.

sesuai dengan kesepakatan panitia, yang bisa mengikuti acara ini, adalah orang yang terdaftar di data karyawan di kantor. jika dia single, maka tiket masuk, hanya untuk jatah seseorang yang single, jika menikah dan punya anak 1, maka tiket nya untuk 3 orang, karyawan, istri dan anak tertanggung.

nahh,.. yang masih single, ingin membawa pacar, kakak, adik atau temen nya untuk ikut di FamGath ini. dan biasa, seperti kebiasaan di indonesia, pembahasan ini masuk ke kemungkinan untuk berkolusi dengan petugas di pintu masuk yang menyortir tiket masuk. kata nya "jika security punya hati nurani, dan iba melihat orang pengen masuk dan tidakmemiliki tiket?" gw jawab, " untuk hal ini, HATI NURANI di pinggirkan dulu, karena sudah menjadi kesepakatan untuk tetap menggunakan data karyawan untuk peserta famgath ini."

kok di pinggirkan? ya iyalahh.... di pinggirkan, artinya, security harus tetap stright dengan kesepakatan dan peraturan, jangan mencoba meloloskan orang yang tidak terdaftar, tujuan nya, untuk keteraturan acara, untuk kelancaran acara, dan untuk kenyamanan keluarga.
misalnya, jatah makanan dibuat hanya untuk 100 orang (data karyawan menunjukan itu) maka jika salah satu karyawan yang single (Seperti gw) membawa pasangan, tentu akan kekurangan
makanan dong, 1 bungkus..!

pertemanan kadang kala membuat ketertiban di indonesia ini kacau beliau, polisi yang sedang bertugas di jalan, ketika melihat teman nya melakukan pelanggaran, pasti di loloskan, karena, ITU TEMAN NYA!! akhirnya...?? efeknya berantai dong... yang berujung pada peraturan tidak dijalankan dengan baik...

indonesia lekat dengan hubungan kekeluargaan nya,.. dan menjadikan indonesia susah untuk teratur... ya karena itu tadi,.. itu keluarga saya...

jadi...?? terkadang hubungan kekeluargaan dan pertemanan harus di lupakan, jika bertabrakan dengan aturan... sulit memang, tapi itu harus, untuk keteraturan bangsa ini.

dan akhirnya, soal temen gw tadi, berhubung dia wanita dan gw pria, sama-sama belum merit (walaupun punya pacar) mungkin bisa saling menemani di acara nanti, siapa tau menjadi Family Gathering yang indah... untuk kami berdua tentunya.... ;P

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Usaha sekalian ya, Bos. Siapa tahu bibit-bibit cinta lokasi tunbuh, he he he

Begitulah Indonesia. Asas kekeluargaan sudah kita kenal dan pelajari sejak di bangku sekolah dasar. Ramah tamah, tepo seliro, kekeluargaan menjadi salah satu ciri bangsa Indonesai yang memegang adat ketimuran.

Sebenarnya semua hal-hal yang tidak diinginkan seperti pelanggaran, ketidakenakan, atau apapun lah itu bisa diminimalisirkan dengan DISIPLIN.

Mari bersama tanamkan sikap dan kegemaran akan DISIPLIN sejak kecil.

/nn

chandrakula mengatakan...

hahaha,... kembali ke sifat awal pria yang biasa-biasa ajah, (ngelaba)
prinsip awal, "selama janur kuning belum berkibar, yah monggo mas..."

yup,.. mari kita berdisiplin sejak dini...,

Anonim mengatakan...

Ha ha ha, salah tuh. Selama bendera kuning belum berkibar tetap bisa diusahakan, Boy.

Trendnya perselingkuhan, ha ha ha.

chandrakula mengatakan...

ahaaa...,
gw mau nulis tentang perselingkuhan deh..., base on true story.. by me..

hehehe... tunggu yah..